Kamis, 08 Januari 2015

PD 2 (makalah ke 3)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Peperangan mungkin merupakan masalah social paling sulit dipecahkan sepanajang sejarah kehidupan manusia. Masalah peperangan berbeda dengan masalah social lainnya karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus sehingga memerlukan kerja sama internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat semakin memodernisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan yang lebih hebat ketimbang masa-masa lampau.
Sosiologi menganggap peperangan sebagai suatu gejala yang disebabkan oleh pelbagai factor. Peperangan merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan. Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang satiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi. Keadaan dewasa ini yang sering disebut perang dingin merupakan suatu bentuk akomodasi. Akomodasi mungklin menghasilkan kerja sama seperti yang tertuang dalam bentuk organisasi-organisasi internasional, umpamanya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di lain pihak, keadaan akomodasi juga menyebabkan kerja sama antara satu golongan agar sanggup mempertahankan diri terhadap golongan lain yang dianggap lawan. Maka, timbullah apa yang disebut Blok Barat, Blok Timur dan sebagainya. Masing-masing, di dalam rangka perang dingin, membentuk organisasi-organisasi pertahanan seperti NATO, SEATO, Pakta Warsawa dan selanjutnya, yang merupakan bentuk-bentuk kerja sama yang merupakan benih bagi terjadinya peperangan.
Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam pelbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi Negara yang ke luar sebagai pemenang, apalagi bagi Negara yang takluk sebagai si kalah. Apalagi peperangan pada dewasa ini biasanya merupakan perang total, yaitu di mana tidak hanya angkatan bersenjata yang tersangkut, tetapi seluruh lapisan masyarakat.
B.     Tujuan
1.      Dapat mengetahui latar belakang terjadinya Perang Dunia II
2.      Dapat mengetahui ideology dan perang-perang yang terjadi pada Perang Dunia II
3.      Dapat mengetahui akhir dari perang Dunia II
C.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan latar belakang terjadinya Perang Dunia II.
2.      Menjelaskan ideology dan perang-perang yang  terjadi pada  Perang dunia II .
3.      Menjelaskan akhir dari Perang Dunia II ..

BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar belakang terjadinya Perang Dunia I
- Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento, dengan cita-cita membentuk Italia Raya
- Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
- Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.

Jalannya perang:
- 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
- Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
- Prc, UK membantu Polandia menghadapi Jerman.
- AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom


Dibandingkan dengan medan perang lainnya dalam Perang Dunia II, Front Timur jauh lebih besar dan berdarah serta mengakibatkan 25 juta-30 juta orang tewas. Di Front Timur terjadi lebih banyak pertempuran darat daripada semua front pada Perang Dunia II. Karena premis ideologi dalam perang, pertempuran di Front Timur mengakibatkan kehancuran besar. Bagi anggota Nazi garis keras di Berlin, perang melawan Uni Soviet merupakan perjuangan melawan komunisme dan ras Arya melawan ras Slavia yang lebih rendah. Dari awal konflik, Hitler menganggapnya sebagai "perang pembinasaan". Di samping konflik ideologi, pola pikir Hitler dan Stalin mengakibatkan peningkatan teror dan pembunuhan. Hitler bertujuan memperbudak ras Slavia dan membinasakan populasi Yahudi di Eropa Timur. Stalin pun setali tiga uang dengan Hitler dalam hal memandang rendah nyawa manusia untuk meraih kemenangan. Ini termasuk meneror rakyat mereka sendiri dan juga deportasi massal seluruh penduduk. Faktor-faktor ini mengakibatkan kebrutalan kepada tentara dan rakyat sipil, yang tidak dapat disamakan dengan Front Barat.


Perang ini mengakibatkan kerugian besar dan penderitaan di antara warga sipil dari negara-negara yang terlibat. Di belakang garis depan, kekejaman terhadap warga sipil di wilayah-wilayah yang diduduki Jerman sudah biasa terjadi, termasuk Holocaust orang-orang Yahudi. Dua puluh juta warga sipil terbunuh atau meninggal karena penyakit, kelaparan dan siksaan. Setelah perang, penduduk Jerman di Prusia Timur dan Silesia dipindahkan ke sebelah barat dari Garis Oder-Neisse.

Pakta Molotov-Ribbentrop pada Agustus 1939 membentuk perjanjian non-agresi antara Jerman Nazi dan Uni Soviet, dan sebuah protokol rahasia menggambarkan bagaimana Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia dan Rumania akan dibagi-bagi di antara mereka. Dalam Perang September di Polandia pada 1939 kedua negara itu menyerang dan membagi Polandia, dan pada Juni 1940 Uni Soviet, yang mengancam untuk menggunakan kekerasan apabila tuntutan-tuntutannya tidak dipenuhi, memenangkan perang diplomatik melawan Rumania dan tiga negara Baltik yang de jure mengizinkannya untuk secara damai menduduki Estonia, Latvia dan Lithuania de facto, dan mengembalikan wilayah-wilayah Ukraina, Belorusia, dan Moldovia di wilayah Utara dan Timur Laut dari Rumania ( Bucovina Utara dan Basarabia).
Pembagian Polandia untuk pertama kalinya memberikan Jerman dan Uni Soviet sebuah perbatasan bersama. Selama hampir dua tahun perbatasan ini tenang sementara Jerman menaklukkan Denmark, Norwegia, Prancis, dan daerah-daerah Balkan.
Adolf Hitler telah lama ingin melanggar pakta dengan Uni Soviet itu dan melakukan invasi. Dalam Mein Kampf ia mengajukan argumennya tentang perlunya mendapatkan wilayah baru untuk pemukiman Jerman di Eropa Timur. Ia membayangkan penempatan orang-orang Jerman sebagai ras yang unggul di Rusia barat, sementara mengusir sebagian besar orang Rusia ke Siberia dan menggunakan sisanya sebagai tenaga budak. Setelah pembersihan pada tahun 1930-an ia melihat Uni Soviet lemah secara militer dan sudah matang untuk diserang: "Kita hanya perlu menendang pintu dan seluruh struktur yang busuk itu akan runtuh.”
Joseph Stalin kuatir akan perang dengan Jerman, dan karenanya enggan melakukan apapun yang dapat memprovokasi Hitler. Meskipun Jerman telah mengerahkan sejumlah besar pasukan di Polandia timur dan membuat penerbangan-penerbangan pengintai gelap di perbatasan, Stalin mengabaikan peringatan-peringatan dari intelijennya sendiri maupun dari pihak asing. Selain itu, pada malam penyerbuan itu sendiri, pasukan-pasukan Soviet mendapatkan pengarahan yang ditandatangani oleh Marsekal Semyon Timoshenko dan Jenderal Georgy Zhukov yang memerintahkan (sesuai dengan perintah Stalin): "jangan membalas provokasi apapun" dan "jangan mengambil tindakan apapun tanpa perintah yang spesifik ". Karena itu, invasi Jerman pada umumnya mengejutkan militer dan pimpinan Soviet.


B.   Ideologi dalam Perang dunia II

Hitler dalam bukunya, "Mein Kampf" (Perjuanganku), menekankan pentingnya lebensraum, yakni mendapatkan wilayah baru untuk rakyat Jerman di Eropa Timur. Dia membayangkan menempatkan rakyat Jerman sebagai ras utama di Rusia barat. Sebaliknya, sebagian besar rakyat Rusia dipindahkan ke Siberia dan sisanya dijadikan budak. Setelah pembersihan (purge?) besar-besaran pada tahun 1930-an, Hitler menganggap Soviet secara militer lemah dan mudah diduduki. Ia menyatakan, "Kami hanya harus menendang pintu dan seluruh struktur yang rapuh akan runtuh." Akibat Pertempuran Kursk dan kondisi militer Jerman yang melemah, Hitler dan propaganda Nazi menyatakan perang tersebut sebagai pertahanan peradaban oleh Jerman dari penghancuran oleh "gerombolan kaum Bolshevik" yang menyebar ke Eropa.
Kebijakan-kebijakan dan sikap ideologi Stalin pun sama agresifnya. Saat perhatian dunia teralih ke Front Barat, ia menduduki tiga negara Baltik pada tahun 1940. Partisipasi aktif Stalin dalam pembagian Polandia pada tahun 1939 pun tidak dapat diremehkan.


Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September 1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria. Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang tewas dalam konflik ini.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai pada saat pendudukan Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 atau 15 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua tua; yaitu Afrika, Asia dan Eropa. Berikut ialah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.


1937: Perang Sino-Jepang
Perang Sino-Jepang (1937-1945)
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian di Eropa. Jepang telah menginvasi China pada tahun 1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Pada 1937, perang telah dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei 1940 mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di China sebagai "American Volunteer Group" (AVG), juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault. Selama periode tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik Amerika. Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian menyebabkan menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.


1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada 1940, Jepang menduduki Indochina Perancis (kini Vietnam) sesuai persetujuan dengan Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Perancis Bebas (Free French), dan bergabung dengan kekuatan Poros Jerman dan Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan boikot minyak.

1941: Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia Tenggara pada Pemboman Pearl Harbor
Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor.
Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania.

1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan, Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America (Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda), Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Sejak peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia meskipun demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa ditinggalkan dalam pertempuran ini.
Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan Porong.

Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi berada pada Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan kapal induk. Sebulan kemudian invasi Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang yaitu Atol Midway. Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk yang industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS kehilangan satu kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan.

Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942-Agustus 1945
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di Afrika Utara, Yunani dan Timur Tengah.
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada 7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika Serikat. Pada akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943.

1943–45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik

Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.

Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis China. Hal ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi China yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang berakhir.


1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang

Bom atom berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki, Jepang.
Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Diantara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945, bomber B-29 "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom Fat Man di Nagasaki.

Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menanda tangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS Missouri di teluk Tokyo.

Afrika dan Timur Tengah
*      1940: Mesir dan Somaliland

Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan Jerman yang belakangan dikenal sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir.

*      1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk

Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi Suriah dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein.
*      1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Crusader tank Britania melewati Panzer IV Jerman yang terbakar di tengah gurun
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.

Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.

Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.Pasukan Sekutu mendarat, dalam serangan bernama sandi Operasi Obor.
*   1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis

Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di Casablanca, Oran, dan Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di Bône, gerbang menuju Tunisia.

Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.

*   1943: Kalahnya Korps Afrika

Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit diantara pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libia. Pasukan Jerman yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran Kasserine Pass sebelum menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman. Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan menawan 250.000 tentara Axis.

Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk menyerang Sisilia pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada 3 September 1943. Italia menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni 1944.

Eropa dan Rusia (Uni Soviet)
*   1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia

Salah satu foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam putih lainnya. Tampak di tengah-tengah Adolf Hitler.

Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka. Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret 1939.

Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya, Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah kota Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia melarikan diri diantaranya ke Rumania. Sementara yang lain ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6 Oktober.

Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh Inggris dan Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali praktek-praktek kejam Pasukan SS dibawah Heinrich Himmler terhadap orang orang Yahudi.

Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30 November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.

Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St. Petersburg.

*   1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Perang Dunia II di Eropa. Merah adalah Sekutu atau penguasaannya, Biru adalah Axis atau penguasaannya, dan Hijau adalah Uni Soviet sebelum bergabung dengan Sekutu tahun 1941.
Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler.
Dengan tiba-tiba Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940 melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.

Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman pada 10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (Phony War) dan memulai Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk dengan Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati Garis Maginot sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah pemerintahan boneka Vichy.

Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.

Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil pilot peswat tempur Spitfire dan Huricane dapt berisirahat. Perang juga berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman (U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.
Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman, Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama (Kekuatan Poros).

Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu Mussolini berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.

*   1941: Invasi Uni Soviet
Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman
Pertempuran Stalingrad


*   1944: Serangan Balik
Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris, 1944

*   1945: Runtuhnya Kerajaan Nazi Jerman

Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri bersama dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya Adolf Hitler menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya untuk membakar mayatnya. Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih setia. Pada tanggal 2 Mei, Karl Dönitz diangkat menjadi pemimpin menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal 2 juga. Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis. Tanggal 8 Mei, penduduk di negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi Uni Soviet merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.
C.   Akhir Perang Perang Dunia II
- Sekutu mendaratkan pasukan di PAntai Normandia, 6 Juni 1944
- Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955
- Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
- 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu


*Tanggal 17 Juli-2 Agustus 1945-->Konfrensi Postdam, utk mengakhiri perang:
Isi:
1.      Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
2.       Jerman harus membayar pampasan perang
3.      Angkatan perang Jerman dikurangi
4.      Partai NAZI dihapus
5.      Penjahat perang akan dihukum


* 8 September 1951-->Perjanjian San Francisco
Isi:
1.      Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
2.      Jepang membayar pampasan perang
3.      Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
4.      Penjahat perang akan dihukum

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perang merupakan pengerahan total segala kekuatan yang ada dan dimiliki oleh negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia  telah membawa akibat yang sangat luas dalam berbagi kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.

Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat PDII) adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, termasuk semua kekuatan-kekuatan besar yang dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terbesar sepanjang sejarah dengan lebih dari 100 juta personil. Dalam keadaan "perang total," pihak yang terlibat mengerahkan seluruh bidang ekonomi, industri, dan kemampuan ilmiah untuk melayani usaha perang, menghapus perbedaan antara sipil dan sumber-sumber militer. Lebih dari tujuh puluh juta orang, mayoritas warga sipil, tewas. Hal ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah manusia.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, 6 tahun setelah perang dimulai.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua tua; yaitu Afrika, Asia dan Eropa. Berikut adalah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.
B.     Saran
Peperangan mungkin merupakan masalah social paling sulit dipecahkan sepanajang sejarah kehidupan manusia. Masalah peperangan berbeda dengan masalah social lainnya karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus sehingga memerlukan kerja sama internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat semakin memodernisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan yang lebih hebat ketimbang masa-masa lampau.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com. Tentang Peperangan . perang dunia
http://putu-mariyanto.blogspot.com/2013/09/perang-dunia-ii.html

PD 2 (makalah ke 2 )


PERANG DUNIA II (1939-1945)
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II

Ø  Penyebab Tidak Langsung Perang Dunia II
·         Munculnya Nasionalisme Berlebihan
1.      Nasionalisme yang ikut memicu perang dunia I semakin berkembang setelah perang selesai, bahkan nasionalisme cenderung menjadi chauvinisme, kecenderungan tersebut tampak pada kebanggaan berlebihan terhadap bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain.
2.      Nasionalisme berlebihan muncul di italia, jerman, dan jepang. Di italia berupa klaim atas wilayah yang menang menjadi bagian kekaisaran romawi dijerman berupa pengejaran terhadap bangsa yahudi dalam rangka pemurnian ras arya, di jepang berupa klaim atas asia sebagai kesatuan kawasan dibawah jepang.
·         Fasis Italia
Kepemimpinan fasis di italia dikenalkan oleh Benito Musolini. Musolini bermaksud menjadikan italia sebagai pewaris kejayaan Romawi. Ia sangat berambisi untuk menguasai negara-negara lain yang dulu menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi. Musolini yang digelari     Il Duce (pemimpin) kemudian membuat tanda-tanda kebesaran italia dengan mengambil simbol-simbol atau lambang-lambang dari zaman Kekaisaran Romawi. Kendati dalam perang dunia I termasuk salah satu negara pemenang perang tetapi hasil rampasan perang yang diterima italia sangat sedikit. Seusai perang negara ini justru mendapat kerugian besar dengan hancurnya sistem ekonomi. Akibatnya kemiskinan, pengangguran, kejahatan, dan kerusuhan merejalela di mana mana. Dengan jalan ultranasionalisme, Musolini percaya negaranya dapat bkembali kepada kemakmuran ekonomi. Sebagian besar rakyat italia ternyata nendukung cita-cita dan gagasan Musolini tersebut. Upaya-upaya Musolini untuk mencapai kebesaran dan kejayaan italia adalah sebagai berikut:
1.      Memaksa raja italia Victor Imanuel III untuk menyerahkan kekuasaan kepadanya.
2.      Menyatukan bangsa italia yang belum merdeka sesuai dengan semangat.
3.      Memperkuat angkatan perang melalui jalinan kerja sama militer dengan pihak jerman.
4.      Membantu jendral Franco dalam perang saudara di spanyol untuk melicinkan jalan menguasai seluruh laut tengah sebagai man nostrum (laut kita) italia.
5.      Menduduki ethiopia dan albania.
·         Fasis Jerman
Pemimpin fasisme jerman ialah Adolf Hitler. Ia mendirikan partai National Sozialistische Deutsche Arbeiter Partei  (NSDAP) yang lebih dikenal dengan nama Nazi pada tahun 1921. Ia membentuk tentara pribadi yang dinamakan Schutz S  ffeln (S.S) ataun pasukan penjaga. Dalam bukunya yang diberi judul Mein kampf (Perjuangan Saya), Hitler mengumandangkan keagungan bangsa jerman sebagai ras yang unggul. Menurut Hitler, ras Arya telah diciptakan untuk memimpin dunia.
Oleh karena itu, kejayaan Jerman seperti sebelum pecah Perang Dunia I menjadi impiannya. Adolf Hitler yang disebut rakyatnya sebagai Der Fuchrer (pemimpin) tidak saja ingin mengembalikan kejayaan masa lampau, tetapi juga bermaksud memperbaiki keadaan ekonomi negara yang rusak akibat perang.      Ia berusaha menyusun suatu pemerintahan  yang kuat dengan sistem terpimpin. Upaya yang ditempuh Hitler untuk mewujudkan kejayaan jerman, yaitu sebagai berikut:
1.      Memperkuat dukungan rakyat terhadap Nazi.
2.      Mengobarkan semangat anti Yahudi dengan membunuh atau mengusirnya.
3.      Merobek perjanjian Versailles dengan tidak mau membayar kerugian perang.
4.      Membentuk polisi rahasia Gestapo untuk menindas setiap lawan politik Nazi.
5.      Membangun armada angkatan perang yang kuat.
·         Fasis Jepang
Pada masa kepemimpinan Kaisar Hirohito, jepang mulai tampil sebagai negara industri yang maju. Negara ini menghadapi kendala kurangnya bahan baku dan daerah pemasaran hasil industri. Untuk mengatasinya, Jepang melancarkan politik ekspansi ke negara-negara di kawasan asia-pasifik. Dalam melancarkan politik ekspansinya, Kaisar Hirohito melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1.      Memodernisasi angkatan perang dengan mengagungkan semangat Bushido (jalan ksatria) sebagai semangat berani mati demi negara dan kaisar.
2.      Mempropagandakan ajaran          (dunia sebagai satu keluarga) yang berarti jepang harus memimpin dunia.
3.      Menyingkirkan tokoh-tokoh yang antimiliterisme.
4.      Mempropangandakan jepang sebagai cahaya, pemimpin, pelindung asia yang akan membebaskan bangsa-bangsa dari penjajahan bangsa barat.
5.      Meluaskan wilayah kekuasaan ke negara terdekat, seperti korea, manchuria, dan cina.
·         Timbulnya Pemerintahan Diktator
1.      Krisis berlarut-larut setelah perang dunia I memunculkan anggapan bahwa pemerintahan demokratis tidak bisa dipertahankan, timbul kecenderungan untuk menempatkan pemerintahan dibawah satu penguasa. Keberhasilan pemerintah diktator memulihkan stabilitas ekonomi, membangkitkan dukungan dari rakyat sekaligus mendorong negara lain untuk menerapkan model pemerintahan yang sama.
2.      Pemerintahan diktator antara lain muncul di Italia, Jerman, Spanyol, Uni Soviet, dan Jepang.
·         Munculnya Politik Agresi Militer
1.      Politik agresi militer muncul bersamaan di Italia, Jerman, dan Jepang sekitar tahun 1930an, politik agresi militer itu berdasarkan doktrin tertentu dalam negara, masing-masing doktrin itu menjadi alasan klaim atas suatu wilayah misalnya Jerman merasa berhak atas Rhineland karena wilayah itu dihuni oleh bangsa jerman.
2.      Politik agresi militer di Italia berdasarkan doktrin Italia Irredenta, politik agresi militer Jerman berdasaran doktrin Libensraum, dan politik agresi militer Jepang berdasarkan doktrin Hakko-Ichi-U.
3.      Politik agresi militer erat kaitannya dengan upaya menguasai wilayah yang kaya akan bahan mentah industri termasuk industri mesin perang.
4.      Politik agresi militer terlaksana dalam serangan Italia ke Afrika Utara dan Ethiopia, serangan Jerman ke Rhineland dan Austria, dan serangan Jepang ke Manchuria dan Cina.
Ø  Penyebab Langsung Perang Dunia II
·         Serangan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 september 1939, mengawali pertempuran di Front Eropa dan Afrika Utara.
·         Serangan Jepang terhadap pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii, pada tanggal 7 Desember, dan mengawali pertempuran di front pasifik.

















B.     Rumusan Masalah
a)      Sebab-sebab terjadinya perang dunia 2
b)       sejarah dan kronologi perang dunia 2
c)       Akibat-akibat perang dunia 2
C.     Tujuan
Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah agar kita sebagai siswa yang mempelajari Pendidikan Sejarah dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya Perang Dunia 2 Serta akibat-akibat yang terjadi dalam Perang Dunia 2. Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas akhir yang di berikan oleh guru Pembimbing. Penulis juga berharap melalu pembuatan makalah ini kita sebagai sebagai warga negara Indonesia pada umumnya serta siswa dapat memahami tentang terjadi perang dunia 2.




D.     Ruang Lingkup Pembahasan
Mengingat luasnya permasalah yang akan dibahas, maka penulis membatasi Pembahasn ini pada

a)      Masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah Tentang perang Dunia 2 antara Tahun 1939-1945
b)      Sebab-sebab terjadinya perang dunia 2
c)      Akibat yang ditimbulkan oleh perang dunia 2























BAB II
PEMBAHASAN
A.     Kronologi Perang Dunia II
Sejak tahun 1931 negara-negara di dunia memulai terancam kembali dengan terulangnya perang dunia. Hal ini disebabkan negara-negara fasis mulai melancarkan agresi militer terhadap negara-negara yang diincarnya. Jepang menyerbu Manchuria tahun 1931. Italia menyerbu Abessynia tahun 1935. Selanjutnya, pada tahun 1936 Jerman mengirim pasukanke tepi sungai Rhein yang berarti melanggar perjanjian Versailles. Kemudian Jepang menyerbu Cina Utara tahun 1937. Jerman dengan berani memasuki Austria dan menggabungkan negara itu sejak tahun 1938. Pada tahun yang sama, Jerman menduduki wilayah Sudeten. Setahun kemudian, Italia melakukan invasi ke Albania, dan Jerman menyerbu Cekoslovakia, Memel, dan Polandia. Peristiwa penyerbuan Jerman ke Polandia merupakan awal pecahnya Perang Dunia II.
Sebelum pecahnya perang dunia II, Jerman, Italia, dan Jepang berhasil membuat pakta anti komintem pada November 1938, negara fasis Jerman dan Italia melakukan konferensi dengan negara-negara liberalis seperti Inggris dan Perancis di Munich Jerman, negara-negara peserta konferensi Munich kemudian menyepakati perlunya menciptakan perdamaian di Eropa dan mencegah meluasnya paham komunis di Eropa, dalam konferensi tersebut Jerman menuntut wilayah Sudeten di Cekoslovakia yang mayoritas penduduknya berbangsa Jerman, tuntuan Jerman itu disetujui Inggris dan Perancis, dengan syarat Jerman tidak akan melakukan agresi lagi dan mau mengakui integritas negara-negara lain, Jerman menyetujuinya hal ini berarti perdamaian di Eropa akan segera terwujud, pada perkembangan selanjutnya ternyata Jerman melanggar hasil kesepakatan yang dibuat dalam konferensi Munich, Jerman menyerang Cekoslovakia dan Memel di Baltik pada Maret 1939. Tindakan jerman itu membuat Inggris dan Perancis merasa tertipu, bahkan Jerman menuntut kota mengadakan perjanjian rahasia dengan Uni Soviet pada 23 Agustus 1939, perjanjian rahasia Jerman Uni Soviet pakta non agresi berisi hal-hal sebagai berikut:
a)      Jerman akan akan memperoleh Polandia barat dan Lithuania sedangkan Uni Soviet akan memperoleh Polandia timur, Latvia, Estonia, Finlandia dan Bessarabia.
b)      Jerman dan Uni Soviet tidak akan saling menyerang.

Setelah tercapai kesepakatan rahasia dengan Uni Soviet, Jerman mengeluarkan ultimatum kepada Polandia untuk menyerahkan kota Danzig, Polandia menolaknya dan Jerman segera menyerang Danzig pada 1 September 1939.
Inggris dan Perancis hilang kesabaran atas tindakan Jerman tersebut, dan menyatakan perang sejak 3 september 1939, negara-negara yang dirugikan Blok Axis kemudian menyatakan dukungannya kepada Blok Sekutu, dengan demikian pecahlah Perang Dunia II diantara 2 blok yang saling bertentangan:
a)      Blok Axis yang beranggotakan Jerman, Italia, dan Jepang.
b)      Blok Sekutu yang beranggotakan Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Uni Soviet, RRC, Australia, dan lain-lain.



B.     Sejarah Perang Dunia II

Setelah jatuhnya koloni Perancis Vichy di Tunisia pada 13 Mei 1943, Sekutu mulai berlakuagresif. Antara tahun 1940 - 1945, pabrik-pabrik persenjataan Amerika Serikat telah memproduksi lebih dari 300 ribu pesawat tempur. Banyak di antaranya adalah pengebom berat, seperti B-17 dan B-29.
Uni Soviet membuka perbatasan baratnya, memasuki wilayah yang semula dikuasai Jerman setelah memenangkan pertempuran atas Stalingrad. Inggris yang paling antusias. Setelah bergabungnya Amerika Serikat dan Uni Soviet pada kubu Sekutu, semua keluarga di London berkumpul bersama di ruang makan setiap pukul tujuh malam. Mereka berdoa dan ayah mereka selalu berkata, "Amerika ada di pihak kita. Rusia ada pihak kita. Inggris tidak sendiri lagi."



Yang seharusnya ketakutan saat itu adalah Poros, terutama Italia yang paling lemah. Setelah berhasil merebut negara-negara di Afrika Utara, dimulai dari Mesir, kemudian, Sahara Barat, Maroko, Libya, Aljazair, dan terakhir Tunisia, para jenderal dari kubu Sekutu, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, Perancis merdeka, dan Kanada, berkumpul di Kairo, Mesir, untuk membahas serangan guna menghentikan langkah Poros.
Banyak dari mereka berpendapat, untuk menyelesaikan perang, mereka harus menyeret salah satu sekutu Jerman dan kemudian mengeluarkannya dari medan pertempuran. Jerman masih sangat kuat. Kekalahan di Stalingrad mungkin memeras habis kekuatannya, tetapi Jerman masih tangguh untuk memukul mundur Sekutu Barat, jika mereka suatu saat menyerang.
Jepang mengadakan perlawanan yang hebat di lautan. Kapal perang Jepang hampir menguasai seluruh lautan Pasifik. Jadi sasarannya? Tentu saja. Italia menjadi sasaran empuk untuk digilas oleh Sekutu.
Kegagalan di Afrika Utara sama saja dengan membuka aib dan kelemahan negeri sendiri. Mussolini sangat lalai, dan sekarang Semenanjung Italia harus bersiap-siap dalam menghadapi mimpi terburuk di sepanjang sejarah mereka.


Sekutu masih memperdebatkan mana yang benar dan mana yang salah, sementara Uni Soviet sudah mulai mengadakan perlawanan. Jenderal Georgy Zhukov, pahlawan Soviet yang berhasil mendorong keluar Jerman dari Rusia, merencanakan taktik blitzkrieg versi Soviet yang diperkirakan akan mampu merebut Polandia bagian barat yang dikuasai oleh Jerman dalam waktu kurang dari seminggu.
Stalin mulai memobilisasi kekuatannya, membuat gentar Jerman yang masih menduduki Ukraina. Di Kairo, hanya tinggal satu masalah yang harus diselesaikan. Masalah itu adalah rute yang akan mereka ambil untuk menginvasi Italia. Apakah mereka harus melewati Sardinia? Ataukah Sisilia?
Perdebatan ini berakhir dengan satu keputusan, yakni mereka akan memulai serangan di Sardinia, tetapi itu hanya sebagai pancingan agar mereka bisa mencapai daratan Italia melalui Sisilia dengan mudah.




Sekutu menyerbu Sardinia pada 7 Juli 1943, dan mendapat perlawanan kuat dari Jerman dan Italia. Ini memang direncanakan oleh Sekutu. Dua hari setelahnya, mereka mendaratkan pasukan di Sisilia, mengejutkan Jerman dan Italia, sebagaimana Perancis dan Inggris dikejutkan saat mereka menyerang melalui Ardennes.
Tentara Jerman, dengan cepat, melakukan perlawanan di Sisilia dengan dibantu oleh sisa-sisa tentara Italia yang masih bertahan. Sekutu terlalu kuat. Poros semakin terdesak lebih jauh ke dalam Sisilia, sementara tak ada bantuan apapun dari Tokyo. Perlawanan ini cukup memakan waktu yang lama, tetapi hasilnya sama saja. Sisilia akhirnya berhasil ditindih oleh kekuasaan Sekutu pada 17 Agustus 1943.



Tertindihnya Sisilia membuat Sekutu, terutama Italia, panik. Rakyat mulai mendesak turun Mussolini, karena dianggap ingkar pada janjinya. Sebelum memulai perang, Mussolini telah berkata, bahwa tujuan perang adalah untuk merebut daerah-daerah yang berbahasa Italia dan mendirikan Kekaisaran Roma Baru.
Tapi kenyataannya lain, Sisilia justru direbut dan ini membuat Mussolini terdesak. Setelah dengan sukses mendapatkan Sisilia, Sekutu mulai terkonsentrasi pada daratan Semenanjung Italia.
Di Eropa Timur, Uni Soviet berhasil merebut kembali Ukraina, serta menginvasi Bulgaria dan Semenanjung Balkan lainnya. Bekerja sama dengan Yugoslavia, Uni Soviet memberikan bantuan persenjataan dan logistik, sementara Yugoslavia berjuang melawan kolonial Italia dan Jerman.



Kepanikan Italia terbukti pada 3 September 1943, ketika Sekutu mendaratkan pasukan di Semenanjung Italia, tepatnya di Salerno. Dipimpin oleh Jenderal Harold Alexander, operasi ini dinamai Operation Avalanche, sementara dua operasi lainnya berkedudukan di Calabria (Operation Baytown) dan Taranto (Operation Slapstick).



Italia dan Jerman segera ambil tindakan. Setelah Afrika Utara dan Stalingrad gagal, Hitler tak akan membiarkan sekutunya dikalahkan begitu saja. Bala bantuan berjumlah besar didatangkan dari Jerman. Secara keseluruhan, Italia tak dapat berbuat banyak. Mereka hanya bergantung pada kekuatan sekutu-sekutunya.



Inggris, tidak seperti Albania di pandangan Italia yang bisa ditaklukkan dalam kurun waktu lima hari. Juga bukan Luksemburg di hadapan Jerman, yang bisa dilindas dan sekarat dalam waktu kurang dari 24 jam.
Inggris kuat, dibantu oleh Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Perancis merdeka. Serangan ini menggentarkan Poros, dan Tokyo hanya bisa berharap-harap cemas, sementara dia hanya bisa berdoa dan tetap fokus pada Amerika Serikat, musuh utamanya.
Dalam waktu singkat, kota-kota besar seperti Bari, Napoli, Reggio, dan Foggia sudah jatuh ke tangan Sekutu. Mussolini semakin terjepit. Tentaranya mulai berbalik menyerangnya, sementara Jerman-lah yang mati-matian mempertahankan Italia.



Namun, hasilnya sama saja. Jerman dan Jepang harus kehilangan adik mereka yang paling lemah pada 16 September 1943. Italia runtuh ketika Sekutu berhasil memasuki ibukota Roma, mendesak Mussolini untuk lengser dari kekuasaannya dan dibantu tentara Jerman untuk lari ke utara.
Raja Victor Emmanuel III segera memecat Mussolini sebagai kepala pemerintahan dan membiarkan Sekutu mengubah Italia menjadi sebuah negara yang demokratis, yang justru berakhir dengan robohnya kekuasaan raja pada 1946.



28 November 1943, "Tiga Besar" atau The Big Three yang terdiri dari Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt, Presiden Uni Soviet Joseph Stalin, dan Perdana Menteri Winston Churcill berkumpul di Teheran, Iran, untuk membahas langkah berikutnya setelah Italia berhasil dieksekusi.
Perjanjian yang dihasilkan adalah, Uni Soviet bertugas menggusur Jerman dari timur, sementara koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis merdeka, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan negara-negara koloni Inggris lainnya diserahi tugas untuk membobol pertahanan barat.



Perjanjian ini dilaksanakan dengan antusias oleh Stalin, yang sudah sangat yakin Hitler tidak akan bisa melakukan lagi apa yang telah ia lakukan pada 1941. Dengan cepat Tentara Merah Soviet merontokkan kekuasaan Jerman di timur, sementara koalisi masih mencoba menembus pertahanan di barat.
Tentara Soviet lebih handal dalam pertempuran musim dingin. Mereka bergerak lebih lincah dengan pakaian tebal berlapiskan palto, sementara langkah mereka begitu gesit dengan menggunakan ski saat bertempur.


Tentara Merah Soviet berhasil membatalkan pendudukan 900 hari atas Leningrad, kota terbesar kedua di Uni Soviet dan Rusia pada 27 Januari. Tak hanya itu, Soviet juga berhasil menginvasi Rumania dan negara-negara yang terletak antara negara itu dan Polandia.
Seluruh Polandia sudah berada di bawah genggaman Soviet dengan serangan fajar pimpinan Jenderal georgy Zhukov. Kwajalein di Kepulauan Marshall yang diduduki Jepang diserang Amerika Serikat 4 hari kemudian.

Untuk membantu Uni Soviet yang meluluhlantakkan bagian timur, Inggris dan Amerika Serikat merencanakan suatu serangan pembebasan Eropa yang diduduki Jerman. Italia sudah mati, dan mereka kini akan membebaskan Eropa Barat melalui pesisir Perancis.
Pada 6 Juni 1944, pasukan Inggris dan Amerika Serikat mendarat di Normandia. Ini adalah serangan melalui laut terbesar sepanjang sejarah Perang Dunia I (PD I) dan Perang Dunia II (PD II), serta kedua terbesar sepanjang sejarah setelah perebutan Constantinophel oleh Kekaisaran Muslim Ottoman Turki.
Pendaratan pasukan Sekutu di Normandia ini diberi nama D-Day. Sebuah armada laut yang terdiri dari 2.727 kapal uap dan kapal dagang, serta 700 kapal perang, dikerahkan untuk pendaratan. Ratusan personil infantri dikirim, disusul oleh pasukan parasut. Hingga pagi berikutnya, pasukan Inggris dan Amerika Serikat sudah mencapai jumlah 18.000 orang di Normandia dengan sandi Pantai Utah.


Perlawanan garis pertahanan Jerman cukup kuat, akan tetapi mereka mampu di dorong mundur. Di Asia-Pasifik, Jepang terdesak ketika Pulau Saipan di kepulauan Mariana, diserang oleh Amerika Serikat, yang kemudian berhasil dikuasai pada 9 Juli 1944.
Pada 25 Juli 1944, pasukan Amerika Serikat melaju dari Normandia dengan cepat. 25 Agustus di tahun yang sama, Amerika Serikat dibantu dengan 6 negara lainnya, berhasil membebaskan Paris. Inggris bergerak ke utara dari Normandia untuk membebaskan Belanda dan Belgia yang sudah remuk redam sebelum bertempur.
Namun, berbeda dengan Uni Soviet, perlawanan Amerika Serikat dan sekutunya masih mampu dilawan oleh Jerman. 16 Desember 1944, Amerika Serikat harus menerima kenyataan, bahwa pasukan Jerman yang masih terlalu kuat untuknya serta para sekutunya berhasil mematahkan garis depan serdadu Amerika di Ardennes, Belgia, menembus ke dalam Belgia yang lalu menyebabkan 'penyumbatan' di garis-garis Sekutu Barat. Pasukan Amerika yang di bawah komando sementara Jenderal Montgomery, harus bertahan mati-matian, hingga pasukan Sekutu lainnya datang membantu.
Ketika pertempuran semakin memanas, sekali lagi, 'Tiga Besar' berkumpul pada 4 Februari untuk membahas langkah yang perlu mereka ambil untuk menaklukkan Jerman sebagaimana Italia yang bisa ditundukkan dengan mudah.



Kali ini mereka bertiga bertemu di Yalta, dekat Pantai Crimea, Uni Soviet, untuk membahas bentuk Eropa pascaperang. Stalin bersikeras ingin menundukkan Jerman secara total dan mengambil kendali atas negara-negara 'sahabat' di Eropa Timur. Karena Roosevelt dan Churcill kurang menyukai gagasan ini, Stalin akhirnya berjanji akan membangun demokrasi tertentu di negara-negara yang dia duduki itu.
Kedua pemimpin negara yang begitu amat sangat percaya dengan Stalin itu, akhirnya menyetujui rencana tersebut. Roosevelt tak ingin menentang Stalin, karena dia sendiri ingin membina 'Aliansi Besar' di antara ketiga bangsa terkuat pascperang ini. Churcill tak ingin menentang lebih jauh, karena dia takut Stalin akan mendesak Britania Raya untuk menanggalkan pemerintahan mereka yang berbentuk kerajaan, yang secara harfiah sangat tidak demokratis.
Pertemuan di Yalta berakhir pada 11 Februari 1944, diakhiri dengan perjanjian akhir, yakni Uni Soviet diberi kekuasaan atas wilayah timur dan Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris menguasai Eropa Barat. Stalin memiliki pasukan angkatan darat terbesar dan terkuat di dunia, yang dia yakini dapat membuat Jerman terseok-seok dan memohon ampunan padanya dengan sia-sia.


Amerika Serikat berhasil mendarat di Iwojima, Jepang, dan Stalin tak sudi kalah saing. Dia lalu memerintahkan pasukannya untuk bergerak dan melibatkan diri dalam pertempuran-pertempuran nekad, yang selalu berakhir dengan kemenangan di pihaknya. Soviet lalu semakin mendekati Jerman, memasuki ibukota Wina pada 28 Maret 1944, dan seluruh Austria dapat dibebaskan sehari setelahnya.
Roosevelt meninggal dunia pada 12 April 1945, dan Harry S. Truman menggantikan posisinya sebagai presiden Amerika Serikat yang baru. Pasukan Soviet yang sudah bergerak jauh lebih cepat daripada koalisi Barat, melakukan langkah yang amat mengejutkan. Mereka dengan sukses menguasai seluruh Eropa Timur, menginvasi Hungaria, mendapatkan Cekoslovakia, dan membebaskan Yunani dalam kurun waktu 1944 hingga 1945.


Stalin juga turut membiayai dan mengirim bantuan semasa perang kemerdekaan Yugoslavia, yang berakhir pada 1944 dengan terusirnya pasukan Jerman dan Italia keluar dari Yugoslavia. Albania juga berhasil dibersihkan dari sisa-sisa serdadu Italia yang pro-Mussolini.
Jerman semakin terdesak. Seluruh wilayah jajahannya telah berhasil di rebut dan dia kini sendirian, berada di tengah kepungan Soviet, Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis yang sudah merdeka.
Tentara Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat kemudian berlomba-lomba untuk mencapai ibukota Berlin terlebih dahulu, yang akhirnya dimenangkan oleh Uni Soviet memecahkan lewat pertempuran di Berlin. Ini adalah pertempuran dahsyat yang mengerikan. Jerman bertahan dengan sangat gagah, tetapi Soviet lebih baik lagi.



Pada 30 April 1945, Hitler benar-benar putus asa melihat bom-bom Soviet berjatuhan dan meledak di sekelilinginya, menghujani Berlin tanpa memberi ampun, hingga akhirnya Jerman pun menyerah kalah.




Rakyat Berlin ketakutan. Maka hari itu juga, hanya ada dua pilihan yang bisa diambil Hitler, yaitu menyerah kalah dan dieksekusi musuh, atau tangannya sendirilah yang harus mengeksekusi dirinya. Akhirnya dia memilih jalan yang kedua, mengakhiri hidup di bunker bersama simpananyang dia nikahi sehari sebelumnya, Eva Braunn.


Seminggu kemudian, pada 7 Mei 1945, Jerman menyatakan menyerah pada Uni Soviet, setelah jenazah Hitler dan Braunn ditemukan. Maka hingga sekarang, setiap 8 Mei di Eropa diperingati sebagai Hari Kemenangan Eropa atau "Victory In Europe" (VE Day).
Kini Jepang benar-benar sendirian. Kaisar cemas, tetapi Jenderal Tojo tetap bertahan. Jepang harus mempertahankan wilayah yang begitu luas dengan persenjataan yang sudah tua dan rusak. Jenderal McArthur yang memiliki dendam kesumat pada Jepang, melancarkan strategi "lompat katak", yaitu strategi untuk menyerang langsung daratan Jepang.
Dia yakin, Jepang akan menyerah dengan sendirinya jika tanahnya dilumatkan. Pada Juni 1945, Amerika Serikat kehilangan 12.000 tentara selama pertempuran di Okinawa, sementara Jepang kehilangan 110.000. Truman tahu, bahwa pertempuran yang semakin lama dapat membuat semakin banyaknya warga sipil yang tewas. Namun alasan utamanya, dia tak ingin Soviet melibatkan diri lebih jauh dalam pertempurannya.
Di saat yang sama, Uni Soviet berhasil menduduki seluruh Manchuria, Mongolia, China Utara, dan Semenanjung Korea bagian utara yang sebelumnya dikuasai Jepang. Amerika Serikat telah menguasai Guam dan Saipan pada 10 Agustus 1944, dan kedua pulau ini cocok sebagai pangkalan udara untuk membombardir Jepang.
Pada 1945, Amerika Serikat menggempur Manila, ibukota Filipina untuk menguasainya kembali. Di sisi lain, Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria. Situasi ini semakin menyudutkan Jepang. Dua negara raksasa menggempur satu negara kepulauan kecil yang bisa gempa kapan saja.
Di saat bersamaan, pada 2 Agustus 1945, Jerman menandatangani perjanjian damai dengan Sekutu. Mereka berkumpul di kota Potsdam, Jerman, dan perjanjian itu diberi nama "Konferensi Potsdam", yang berisi perjanjian antara Jerman dan Sekutu.
Hasilnya adalah :
1.      Jerman dibagi menjadi empat pendudukan, yakni Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis diJerman Barat, dan Uni Soviet di Jerman Timur
2.      Kota Berlin dibagi dua, Berlin Barat pimpinan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, dan Berlin Timur di bawah pimpinan Uni Soviet
3.      Kota Danzig dikembalikan pada Polandia
4.      Penjahat perang harus di hokum
5.      Jerman harus membayar ganti rugi perang



Dua serangan yang mengubah pandangan dunia terjadi pada 6 Agustus 1945, ketika pesawat Amerika Serikat menjatuhkan bom atom atau nuklir di kota Hiroshima. Tiga hari kemudian, Nagasaki juga mengalami hal yang sama. Kedua bom ini telah menewaskan setidaknya 120.000 manusia di Jepang. Melihat keadaan seperti ini, Kaisar Hirohito segera mengambil tindakan dengan meminta angkatan perang Jepang untuk menyerah.
Akhirnya pada 14 Agustus, Jepang menyerah di Teluk Tokyo. Perang telah berakhir, tapi perang yang baru akan dimulai dari sekarang. Penandatanganan menyerah dilakukan di Kapal Induk Missouri di Teluk Tokyo pada 2 September 1945. Hasilnya adalah Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu, dan perjanjian ini diberi nama "Perjanjian San Fransisco".
Hasilnya adalah :
1.      Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat
2.      Daerah hasil ekspansi Jepang dikembalikan
3.      Penjahat perang di hokum
4.      Jepang harus membayar ganti rugi perang



Pada 1947, setelah lengsernya kekuasaan Raja Victor Emmanuel III, Republik Italia harus menandatangani perjanjian damai dengan Sekutu. Mereka berkumpul di Paris, dan pertemuan itu diberi nama "Perdamaian Paris".
Hasilnya adalah :

1.      Semua jajahan Italia di Afrika Utara diambil Inggris
2.      Wilayah Italia diperkecil
3.      Italia harus membayar ganti rugi perang
4.      Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali
5.       Trieste menjadi negara merdeka di bawah PBB



Perang Dunia II meski telah membawa kehancuran yang sangat parah sekali, juga membawa banyak sekali pengaruh pada masa depan. Banyak sekali dan tak terhitung. Tak akan diketahui bagaimana dunia jadinya, jika seandainya Adolf Hitler tidak memimpin Jerman. Tidak tahu juga jika seandainya Sekutu mengalami kekalahan. Tak ada yang mengira bagaimana jadinya dunia jika Uni Soviet, negara dengan angkatan darat terkuat di dunia, bersekutu dengan Jerman. Namun, beginilah kenyataannya.



Akibat yang dibawa Perang Dunia II adalah :
1.      Sektor-sektor ekonomi mengalami kehancuran
2.      Sarana dan prasarana kehidupan, seperti gedung, jembatan, jalan raya, dan perumahan rusak
3.      Amerika Serikat menjadi negara kreditor
4.      Banyaknya korban jiwa
5.      Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi dua negara adidaya
6.      Terjadi perebutan pengaruh antara Blok Barat yang pro-Amerika dengan Blok Timur yang pro-Uni Soviet ini melahirkan Amerika Serikat dengan NATO yang liberalis dan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa yang komunis
7.      Tumbangnya imperialisme di Asia dan Afrika
8.      Munculnya negara-negara merdeka yang terlepas dari penjajahan bangsa Eropa
9.      Terbentuknya PBB
10.  Terbaginya Semenanjung Korea menjadi dua yang dipisahkan melalui garis 38 derajat, yaitu Korea Utara yang komunis dan Korea Selatan yang kapitalis
11.  Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
C.     AKIBAT PERANG DUNIA 2
Perang Dunia II yang berlangsung antara tahun 1939 – 1945 menimbulkan akibat yang besar di bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian bagi negaranegara di dunia.



1.      Bidang Politik
Akibat yang muncul di bidang politik setelah Perang Dunia II berakhir sebagai berikut.
a)      Amerika Serikat dan Rusia (Uni Soviet) sebagai pemenang dalam Perang Dunia II tumbuh menjadi negara raksasa (adikuasa).
b)      Terjadinya perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang menimbulkan Perang Dingin. Jika keduanya berimbang terjadi keseimbangan kekuatan (Balance of Power Policy), walaupun perdamaian diliputi ketakutan.
c)      Nasionalisme di Asia berkobar dan timbul negara-negara merdeka seperti Indonesia (17 Agustus 1945),Filipina (4 Juli 1946), India dan Pakistan Dominion (15 Agustus 1947) dan India merdeka penuh 26 Januari 1950, Birma (4 Januari 1948), dan Ceylon (dominion 4 Februari 1948).
d)      Munculnya politik mencari kawan atau aliansi yang dibentuk berdasarkan kepentingan keamanan bersama, misalnya NATO, METO, dan SEATO.
e)      Munculnya politik memecah belah negara, misalnya:
1)      Jerman dibagi menjadi dua negara, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.
2)       Korea dibagi menjadi dua negara, yaitu Korea Selatan dan Korea Utara.
3)      Indo-Cina dibagi menjadi tiga negara, yaitu Laos, Kamboja, dan Indo-Cina.
4)      India dibagi menjadi dua negara, yaitu India dan Pakistan.


2.      Bidang Ekonomi
Perang Dunia II menghancurkan perekonomian negara-negara di dunia kecuali Amerika Serikat. Amerika Serikat menjadi pusat kekayaan dan kreditur dari seluruh dunia. Untuk menanamkan pengaruhnya di negara-negara Eropa dan yang lain, Amerika Serikat melaksanakan program. Misalnya Truman Doctrine (1947), Marshall Plan (1947), Point Four Truman dan Colombo Plan. Program-program ini merupakan usaha untuk membendung berkembangnya komunisme.
3.      Bidang Sosial
Untuk membantu penduduk yang menderita akibat korban Perang Dunia II PBB membentuk UNRRA (United Nations Relief Rehabilitation Administration). Tugas UNRRA di antaranya sebagai berikut.
a)      Memberi makan kepada orang-orang yang terlantar.
b)      Mendirikan rumah sakit.
c)      Mengurus pengungsi dan menyatukan dengan keluarganya.
d)      Mengerjakan kembali tanah yang rusak.

4.      Bidang Kerohanian
Setiap manusia menginginkan perdamaian. Berbagai upaya dilakukan agar tercipta perdamaian dengan membentuk lembaga perdamaian. Penderitaan yang ditimbulkan akibat Perang Dunia II menyadarkan manusia akan akibat buruk perang. Penduduk dunia menyadari perlunya lembaga yang dapat menjaga perdamaian dunia setelah Liga Bangsa-Bangsa dibubarkan. Pada tanggal 24 Oktober 1945 didirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Organization (UNO). Lembaga ini diharapkan dapat menjaga perdamaian dunia.

1.      Akhir Perang Dunia II:
a)      Sekutu mendaratkan pasukan di pantai Normandia, 6 juni 1944.
b)      Jerman menyerah kepada Sekutu, Mei 1955.
c)      Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Sekutu.
d)      14 agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Ø  Tanggal 17 juli-2 Agustus 1945 diadakan konferensi Postdam untuk mengakhiri perang, isinya:
a)      Jerman dibagi menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur.
b)      Jerman harus membayar pampasan perang.
c)      Angkatan perang Jerman dikurangi.
d)      Partai Nazi dihapus.
e)      Penjahat perang akan dihukum.
Ø  Tanggal 8 september 1951 diadakan konferensi san franscisco, isinya:
a)      Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat.
b)      Jepang membayar pampasan perang.
c)      Daerah yang dikuasai jepang dikembalikan ke pemiliknya.
d)      Penjahat perang akan dihukum.







BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Terjadinya PD II secara tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam menghadapi Sekutu. Perang Dunia II juga berpengaruh bagi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Setelah Jepang kalah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia dalam keadaan “vacuum of power” (kekosongan kekuasaan). Jepang sudah menyerah berarti tidak mempunyai hak memerintah Indonesia, sementara Sekutu, saat itu belum datang. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.
B.     Saran
Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
http://hefset.blogspot.com/2013/09/makalah-perang-dunia-2.html